Rabu, 21 April 2021

DIAM BUKAN BERARTI LEMAH, MENGALAH BUKAN BERARTI KALAH, MENUNGGU BUKAN BERARTI TIDAK MAMPU.


Diam bukan berarti lemah, mengalah bukan berarti kalah, menunggu bukan berarti tidak mampu



Diam bukan berarti lemah
Dalam diam bukan berarti lemah, kadang diam itu membuat suasana lebih nyaman, dalam diam dia menemukan sekuja kekuatan, dalam diam dia selalu mencoba untuk selalu tegar.
Aku diam karena suatu keterpaksaan,aku sabar karna suatu keharusan, aku mengalah karena kelemahanku

Mengalah bukan berarti kalah.
Belajar mengalah sampai tak seorangpun yang bisa mengalahkanmu.
Belajar merendah smpai tak seorangpun yang bisa merendahkanmu.

Menunggu bukan berarti tidak mampu
Menunggu memang melelahkan namun jika bersabar maka akan berjiwa kesatria.
Menunggu itu perlu kesabaran, tunggulah sampai engkau mendapatkannya.
Dan sabar bukan berarti berapa lama kamu menunggu, tetapi sberapa baik kamu bersikap saat kamu sedang menunggu.

Label:

Sabtu, 10 April 2021

MESKI ONLINE L, WISUDAHKU TETAP MENYENANGKAN.

                   WISUDAH ONLINE 


Kae andi...PROFISIAT. 


Pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia hingga kini berdampak dalam berbagai sendi-sendi kehidupan, termasuk pendidikan. Sistem pembelajaran daring atau online berlaku dimana-mana, di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Setiap kampus menyelenggarakan sistem pendidikan jarak jauh, terutama sekolah, dan dengan berbagai pro kontra yang ada. Berbagai problem juga menyelimuti, dan bahkan menjadi problem serius baru selama pandemi.

Imbasnya, pelaksanaan wisuda juga dilaksanakan secara daring. Banyak penolakan terjadi, yang jelas kekhawatiran kehilangan kesakralan dan hilangnya perayaan dirasa semua orang.

Wisuda jadi ajang terakhir seorang mahasiswa dalam perjuangan menyelesaikan pendidikan kesarjanaannya, yang jelas ini momentum sangat berharga dalam hidupnya. Momentum terakhir, bersejarah, dan semua orang menikmati waktu tersebut.



Tapi, jika dilaksanakan online, di rumah masing (yang tidak terkendala signal), tidak secara langsung dengan teman wisudawan yang lain, tidak mendapat hadiah dari kolega lain secara langsung, tidak rame-ramean, maka ini adalah hal yang tidak diinginkan.

Meskipun demikian, jika ditarik hikmahnya wisuda online juga tetap berkesan, dan menyenangkan, bahkan memberikan pesan luar biasa di tengah pandemi seperti sekarang.

Lebih sepi, lebih sakral
Semua tahu bahwa jika pelaksanaan wisuda di kampus pasti ribuan orang hadir, ditambah keluarga, teman dan kolega. Akibatnya, kampus sangat ramai sekali, setiap sudut dipenuhi orang-orang yang sekedar merayakan wisuda anggota keluarganya.

Kemacetan sana-sini tidak terelakkan, setiap orang larut dalam suka ria sehingga melupakan esensi sakral dari wisuda itu sendiri. Kesakralan ini harusnya digarisbawahi sebagai proses merestart ulang tujuan hidup, karena setelah wisuda seseorang akan kembali pada masyarakat, dunia nyata, dan menghadapi kompetisi yang sesungguhnya.

Jika kesakralan wisuda hilang, yang ada hanyalah sekedar prosesi saja, pamer make up, pamer jas mahal, anggota keluarga lengkap, pamer IPK, dan lainnya. Jauh dari itu, wisuda adalah upacara melepas mahasiswa agar bersiap menghadapi dunia kehidupan yang sebenarnya, ditengah tantangan. Harapannya, seorang wisudawan selain bisa mengaplikasikan ilmunya, juga bisa membawa perubahan besar bagi bangsa. Inilah mengapa harus sangat sakral.

Tapi keriuahan saat prosesi wisuda terkadang melupakan kesakralannya. Oleh karena itu, momentum wisuda online ini menjadikan proses kesakralan itu kembali. Mengapa? Jawabannya tentu karena suasana langsung bersama keluarga, orang tercinta, keriuhan, kesesakan tidak dijumpai dalam wisuda online.

Di sekeliling kita hanya ada anggota keluarga, mereka, dan kita benar-benar menikmati sungkeman yang kita lakukan. Bahkan, orangtua wisudawan juga sangat bangga kala bisa memindahkan anting-anting toga anaknya, yang biasnaya dilakukan oleh rektor di universitas. Ia menjadi rektor dadakan bukan?

Label:

Rabu, 07 April 2021

HIDUP ANAK RANTAU

HIDUP ANAK RANTAU

TERUSLAH BERJUANG UNTUK MASA DEPAN ANDA. 


“Merantaulah! Orang berilmu dan beradab tidak diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup di negeri orang (asing)”“Kamu akan selalu punya tempat untuk pulang, memiliki rindu yang harus dituntaskan, serta memiliki agenda untuk menghabiskan liburan. #indahnyamerantau”Merantau bukanlah sebuah hal yang remeh. Jauh dari orang tua dan keluarga adalah hal yang sulit untuk dijalani.Tapi, justru jauhnya mata tak lantas membuat jauh di hati. Kami selalu terpaut setiap hari dalam doa-doa yang tak pernah berhenti.”Setiap langkah kakiku berpijak, ada harapan yang ditanam oleh orang yang sangat mencintai dan merindukanku. Oleh karena itu, aku harus semangat supaya berhasil.”


Menghadapi segala macam kondisi sendirian di perantauan itu tidak mudah. Terutama pada awal-awal merantau, jauh dari keluarga adalah hal yang paling menyulitkanmu.

Jika di rumah, Kamu tinggal membuka tudung saji dan tersedia berbagai makanan.

Sekarang, Kamu harus masak sendiri, jika tidak bisa harus membeli. Mencuci sendiri, semuanya harus dilakukan sendiri. Terlebih jika uang bulanan sudah habis, Kamu harus meminjam dahulu pada teman.

Tapi, menjadi anak rantau itu memiliki banyak sisi positif. Entah Kamu merantau karena kuliah, sekolah, ataupun bekerja. Anak rantau juga memiliki banyak keistimewaan.


Untuk itu, Kamu bisa menenangkan diri dengan kata-kata anak rantau yang bisa membuat semakin semangat berkarya. Agar ketika kembali ke daerah asal sudah sukses dan bergelimang prestasi.

Kamu juga bisa membagikan semangat dengan kata-kata anak rantau untuk sesama perantau. Supaya mereka lebih semangat berjuang di negeri orang. 

Label: