Senin, 21 Maret 2022

SEJARA, LAMBANG DAN MAKNA LOGO GMNI


Sejarah GMNI

Dalam dunia Pendidikan Tinggi baik Universitas maupun Sekolah Tinggi memiliki organisasi Ekstra maupun Intra Kampus. Organisasi Ekstra adalah organisasi yang berada diluar kampus dan tidak terikat secara administrasi di dalam wilayah domain kampus.

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah salah satu organisasi mahasiswa ekstra kampus yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia.

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, atau disingkat GMNI, lahir sebagai hasil proses peleburan tiga organisasi mahasiswa yang berasaskan Marhaenisme Ajaran Bung Karno. Ketiga organisasi itu ialah:

1. Gerakan Mahasiswa Marhaenis, berpusat di Jogjakarta.
2. Gerakan Mahasiswa Merdeka, berpusat di Surabaya.
3. Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI), berpusat di Jakarta.

Pada awal bulan September 1953 GMDI melakukan pergantian kepengurusan dan kepengurusan baru ini berkeinginan untuk mempersatukan ketiga organisasi yang seasas itu dalam satu wadah. Setelah menyampaikan keinginan ini kepada kedua pimpinan organisasi lain dan ternyata mendapat sambutan positif.

Setelah melalui serangkaian pertemuan penjajaan, maka pada rapat bersama antar ketiga Pimpinan Organisasi Mahasiswa tadi, yang diselenggarakan di rumah dinas Walikota Jakarta Raya (Soediro), di Jalan Taman Suropati, akhirnya dicapai sejumlah kesepakatan antara lain:

Ketiga organisasi setuju untuk melakukan fusi wadah bersama hasil peleburan tiga organisasi ini bernama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesa (GMNI), Asas Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesa (GMNI) adalah Marhaenisme ajaran Bung Karno dan sepakat untuk mengadakan Kongres pertama GMNI di Surabaya.

Kongres pertama GMNI dilakukan di Surabaya pada tanggal 23 Maret 1954 dengan dukungan Bung karno dan momentum inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi (Dies Natalis) GMNI.

Lambang GMNI

Berbentuk Perisai bersudut enam, atau tiga sudut diatas, dan tiga sudut dibagian bawah. Komposisi warna dua bidang Merah mengapit bidang Putih, tegak vertikal. Di tengah perisai terdapat lukisan Bintang Merah dengan Kepala Banteng Hitam sebagai pusat. Dibawah Bintang terdapat logo GMNI. Makna yang terkandung:

Tiga Sudut atas Perisai melambangkan Marhaenisme “Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha” Tiga Sudut bawah Perisai melambangkang Tri Dharma Perguruan Tinggi Warna Merah berarti Berani, warna Putih berarti suci. Makna komposisi: Keberanian dalam menegakkan Kesucian. Bintang melambangkan ketinggian cita-cita, serta keluhuran budi. Kepala Banteng Miring kekiri, Sebagai lambang atau simbol kekuatan rakyat dan perlawanan. Warna Hitam melambangkan keteguhan pendirian dalam mengemban tugas perjuangan.

LOGO GMNI

Logo GMNI berbentuk tulisan yang terdiri dari empat huruf yaitu huruf “G”, “M”, “N”, “I” dengan komposisi sebagai berikut:

Huruf “G” yaitu kependekan dari kata “GERAKAN” ditulis dalam huruf  Kapital (huruf besar). Huruf “M” yaitu kependekan dari kata “MAHASISWA” ditulis dalam huruf kecil. Huruf “N” yaitu kependekan dari kata “NASIONAL” ditulis dalam huruf kecil. Huruf “I” yaitu kependekan dari kata “INDONESIA” ditulis dalam huruf Kapital (huruf besar).

Makna “Gerakan” dalam nama GMNI

GMNI adalah suatu organisasi Gerakan, atau dalam bahasa inggris disebut ‘Movement’. Karena Gerakan GMNI dilakukan oleh sekelompok manusia yang berstatus ‘Mahasiswa’, maka GMNI disebut pula sebagai “Student Movement”. Gerakan yang dimaksud adalah suatu upaya atau tindakan yang dilakukan secara terencana dengan tujuan melakukan pembenahan atau pembaharuan yang meliputi semua aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya dan lainnya untuk mencapai tujuan perjuangan.

Makna “Mahasiswa” dalam nama GMNI

GMNI sebagai organisasi mahasiswa sehingga yang dapat menjadi anggota GMNI adalah mereka yang berstatsu mahasiswa. Namun demikian, bahwa mahasiswa yang menjadi anggota GMNI adalah mereka yang menyetujui tujuan dan cara perjuanagn GMNI.

Makna “Nasional” dalam nama GMNI

GMNI adalah organisasi yang berlingkup nasional artinya bukan organisasi kedaerahan, keagamaan, kesukuan, atau golongan yang ersifat terbatas dan sempit. Makna nasional juga mengandung pengertian bahwa perjuangan GMNI bersifat Kebangsaan/Nasionalisme.

Makna “Indonesia” dalam nama GMNI

GMNI adalah organisasi yang berkedudukan di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan oleh karenanya, GMNI bertugas dan bertanggung jawab serta mengutamakan keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan seluruh elemen pembentuknya terutama kaum marhaen. “Indonesia” dalam GMNI juga bermakna sebagai simbol identitas GMNI yang berangkat dari proses kebangsaaan Indonesia.

Makna “Huruf” pada penulisan GMNI

Huruf “G” dan “I” pada GMNI huruf besar, bahwa aspek Gerakan Indonesia menjadi bagian yang ditonjolkan oleh GMNI. Huruf “m” dan “n” pada GMNI dengan huruf kecil dalam posisi sejajar sama tinggi dengan huruf lainnya adalah identitas/sifat GMNI sebagai organisasi mahasiswa yang berfaham kebangsaan (Sosio Nasionalisme), seperti yang diajarkan oleh Bung Karno. (Catt: Dalam hal surat menyurat singkatan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ditulis dengan huruf kapital yakni GMNI)

Azas GmnI

AZAS MARHAENISME yaitu Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Motto Perjuangan GmnI

Motto perjuangan GMNI adalah PEJUANG PEMIKIR-PEMIKIR PEJUANG Yang memiliki arti Pejuang Rakyat yang selalu memikirkan perjuangan dan kelanjutan perjuangannya dan pemikir (intelektual) yang selalu mengabdikan ilmunya untuk perjuangan rakyat sepenuhnya.

Tujuan GmnI

Organisasi kader dan organisasi perjuangan yang bertujuan mendidik kader bangsa dalam mewujudkan Sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945 UUD 1945

Arah Perjuangan GmnI

Sebagai organisasi perjuangan maka setiap kader GMNI tidak saja dituntut berjuang dan berpihak pada kepentingan rakyat tetapi sekaligus berjuang bersama-sama rakyat untuk melawan segala macam bentuk penindasan yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme, imperialisme, kolonialisme dan feodalisme.

Sifat GmnI

GMNI adalah organisasi yang bersifat INDEPENDEN artinya secara organisatoris GMNI tidak berafiliasi kepada salah satu kekuatan politik tertentu, namun secara personal kader GMNI bebas menyalurkan aspirasi politiknya pada kekuatan sosial politik apapun.

Label: ,

PERAN DAN FUNGSI COLLEGE STUDENT


PERAN DAN FUNGSI COLLEGE STUDENT 

 Ilustrasi Aksi Demo Mahasiswa

Editor: Damianus febri lobino | ombik

1. Definisi College student 

College student  adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna college student  tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai college student  di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi college student , tetapi menjadi college student  mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.


Menyandang gelar college student  merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh college student  begitu besar. Pengertian college student  tidak bisa diartikan kata per-kata, college student  adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai belahan dunia.


Sejarah Dunia merupakan sejarah anak muda dan didalamnya adalah mahasiswa,

sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya. Mulai dari peristiwa sumpah pemuda, penculikan Rengasdengklok dan sejarah reformasi tahun 1998 menjadi sekian dari beberapa peristiwa penentu perjalanan bangsa.


2. Peran dan Fungsi college student 


Sebagai college student  berbagai macam label pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada diri college student , misalnya:


a. Direct Of Change, college student  bisa melakukan perubahan langsung karena Sumber Daya Manusia (SDM) nya yang banyak


b. Agent Of Change, college student  agen perubahan,maksudnya SDM yang dimilikinya mampu untuk melakukan perubahan


c. Iron Stock, sumber daya manusia dari college student  itu tidak akan pernah habis.


d. Moral Force, college student  itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik. Sekaligus penjaga akan nilai-nilai luhur jati diri bangsa.


e. Social Control, college student  itu pengontrol kehidupan sosial,contoh mengontrol kehidupan sosial yg dilakukan masyarakat. Mengontrol kebijakan dan kesewenang-wenangan pemerintah.


Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi college student , yaitu :


  • Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap college student  dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.


  • Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, college student  juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.


  • Ketiga, adalah peranan intelektual. College student  sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar college student  adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.


Selamat berproses menjadi mahasiswa. Merdeka..!!!!


Label: ,

Senin, 20 Desember 2021

GMNI Harus Kuasai Ansos dan Taat Pada Kerja-kerja Ideologis


Indonewsdaily.com, Malang – Dewan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Malang menggelar Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) di Kota Batu pada 17 sampai 19 Desember 2021.

“GMNI adalah organisasi yang menganut pokok pokok pikiran Bung Karno dalam menjalankan roda organisasinya. Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) merupakan proses indoktrinasi kader agar memiliki watak khas dan memiliki arah revolusi,” buka Oskar Philipus Api Oa saat menjadi narasumber materi Analisis Sosial (Ansos) DPC GMNI Malang.

Oskar menegaskan, kader-kader GMNI harus sungguh-sungguh mempelajari Ansos kemudian melaksanakan pemetaan lapangan sebagai bentuk aplikasi, karena sejarah selalu berpihak kepada orang-orang yang berproses, dan bagi mereka yang mengabaikan proses maka akan digilas oleh sejarah.

“Dengan Ansos, kita akan dapat mengetahui rahasianya dunia,” ucap Oskar yang pernah menjadi Ketua Bidang Agitasi dan Propaganda DPC GMNI Malang periode 2011 – 2013.

Oskar menjabarkan, dalam melaksanakan Ansos, yang pertama perlu dilakukan adalah harus mempunyai informasi yang tidak bersifat ilusi atau asumsi-asumsi. Segala informasi harus diuji kebenarannya agar menjadi informasi dan fakta yang bersumber dari data.

“Dalam melakukan Ansos, terdapat nilai-nilai yang harus diperhatikan, karena ansos adalah suatu kegiatan yang tidak mudah dipraktekan oleh karena itu dibutuhkan ketulusan dan keiklasan dalam menjalankannya untuk mencapai target yang memuaskan. Gunakan metode berpikir Bung Karno dalam melaksanakan ansos. Radikalisasi terhadap ajaran Bung Karno adalah solusi mengatasi permasalahan bangsa,” lanjutnya.

Alumni GMNI Unitri Malang ini menambahkan dalam Risalah mencapai Indonesia Merdeka. Bung karno mengatakan saya adalah seorang nasionalis, Tapi nasionalis Marhaen, hidup bersama Marhaen dan mati bersama Marhaen. Sektor buruh, petani, nelayan dan kaum miskin kota adalah keluarga terdekat kita.


“Sebagai kaum Marhaenis tentunya berorientasi pada keadilan sosial, maka dengan menguasai Ansos yang baik Kita dapat memadukan analisis isu, aktor serta mencari akar permasalahan dan pilihan-pilihan problem solvingnya,” jelasnya.

Oskar berharap kader-kader GMNI mampu menjadi pelopor kebaikan, melibatkan diri sebesar-besarnya dengan rakyat yang mengalami ketimpangan dan ketidakadilan

“Apalagi masyarakat Indonesia sangat rentan dengan kemiskinan sebagai aktivis harus taat terhadap kerja-kerja ideologis,” tutupnya.

Label: ,

Jadi Narasumber KTD DPC GMNI Malang, Agustian: GMNI Harus Jadi Pioner Kerja-kerja Advokasi dan Pengorganisiran


Indonewsdaily.com, Malang – Dewan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Malang menggelar Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) di Kota Batu pada 17 sampai 19 Desember 2021.

Salah satu narasumber dalam kegiatan KTD tersebut adalah Agustian Siagian yang juga merupakan Alumni GMNI Malang dan juga Ketua Dewan Pengurus Cabang Perhimpunan Advokat Indonesia (DPC Peradi) Kabupaten Malang, yang memberikan materi tentang Advokasi dan Pengorganisiran.

READ MORE

Dalam penyampaian materinya, Agustian menyinggung banyaknya kebijakan publik yang merupakan beberapa regulasi tetapi dibuat berdasarkan kompromi para penguasa.

“Banyak kebijakan publik merupakan beberapa regulasi yang dibuat berdasarkan kompromi para penguasa dengan mewajibkan warganya untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat,” tegas Agustian.

Dirinya menilai. Setiap kebijakan yang sudah disahkan dan menjadi sebuah peraturan, perlu dikawal dan diawasi oleh semua pihak termasuk masyarakat agar kebijakan yang dihasilkan tidak menimbulkan dampak negatif bagi warganya.


Agustian juga berharap kader-kader GMNI Malang setelah mendapatkan, dan memahami materi advokasi dan pengorganisasian akan mampu membentuk dan menguatkan kesadaran untuk melakukan perlawanan dan pembelaan atas apa yang menjadi ketidakadilan dari sebuah kebijakan.

“Salah satu bentuk perlawanan dan pembelaan yang “elegan” adalah advokasi dengan mengaktualisasikan ilmunya untuk terjun ke masyarakat yang membutuhkan untuk memberikan advokasi hukum,” jelas Agustian saat memberikan contoh yang bisa diimplementasikan oleh kader-kader GMNI Malang paska mendapatkan materi advokasi dan pengorganisasian.

Label: ,

Aktualisasi Marhaenisme Di Era Digitalisasi; GMNI MALANG SUKSES CETAK 40 KADER

SULUHRAKYAT.COM, KOTA BATU - Untuk menyikapi perkembangan era digitalisasi saat ini, GMNI Malang melakukan Kaderisasi Tingkat Dasar ( KTD) selama tiga hari di Kota Batu, dengan mengangkat tema "Aktualisasi Marhaenisme di era digitalisasi"


Dalam sambutannya pada pembukaam KTD, Ketua Pelaksana Bung Bolly mengatakan tema kegiatan di atas diangkat untuk memberi peringatan kepada kader GMNI Malang untuk terus melakukan inovasi agar tidak digilas habis oleh zaman now.


Turut serta hadir dan memberi pembekalaan pada pembukaan KTD, Prof Hariyono ( Wakil Kepala BPIP ) menyampaikan peran pemuda zaman now harus mampu menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta Tanah air, serta mengamalkan Pancasila di era digitalisasi ini.

Aktualisasi Marhaenisme Di Era Digitalisasi; GMNI MALANG SUKSES CETAK 40 KADER

SULUHRAKYAT.COM, KOTA BATU - Untuk menyikapi perkembangan era digitalisasi saat ini, GMNI Malang melakukan Kaderisasi Tingkat Dasar ( KTD) selama tiga hari di Kota Batu, dengan mengangkat tema "Aktualisasi Marhaenisme di era digitalisasi"

Dalam sambutannya pada pembukaam KTD, Ketua Pelaksana Bung Bolly mengatakan tema kegiatan di atas diangkat untuk memberi peringatan kepada kader GMNI Malang untuk terus melakukan inovasi agar tidak digilas habis oleh zaman now.

Turut serta hadir dan memberi pembekalaan pada pembukaan KTD, Prof Hariyono ( Wakil Kepala BPIP ) menyampaikan peran pemuda zaman now harus mampu menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta Tanah air, serta mengamalkan Pancasila di era digitalisasi ini.

"Ade - ade kalau kita adalah pejuang pemikir, maka di tengah arus digitalisasi ini kita harus militan, harus mampu menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta Tanah air seperti yang dilakukan Bung Karno pada zamannya. Pancasila tidak boleh hilang hanya karena kita tergoda oleh zaman digitalisasi ini. "Jelas Prof Hariyono"



Pembukaan KTD tersebut berlangsung pada hari jumat 17 Desember dan dan berjalan hingga penutupan pada hari Minggu 19 Desember 2021. Yang menjadi peserta KTD kali ini datang dari 5 komisariat yaitu Komisariat Fisip Unitri, Komisariat UNMER, Komisariat Kanjuruhan, Komisariat Wisnu,  Komisariat Ikip Budiutomo. Secara keseluruhan jumlah peserta KTD yang direkomendasikan dari masing - masing komisariat berjumlah 40 peserta.

Ketua GMNI Malang mengharapkan re - Generasi di GmnI Malang harus terus diperbaharui agar tetap menjadi Kader-kader terbaik.

"Apa yang saya lakukan hari ini adalah amanah ideologi yang memerintahkan saya agar menyiapkan regenerasi. GMNI adalah organisasi pengkaderan sebab itu lewat KTD ini kita orbitkan kader-kader yang progres, Revolusioner, juga kolektif mampu menerima perubahan dan bertindak sebagai pejuang pemikir yang sesungguhnya, bukan datang hanya jadi pengikut "Ujar Yongki"

Tak lupa Bung Yongki berterima kasih kepada PA GMNI Kota Batu, yang telah menyuport kegiatan ini secara full, juga para senior dan donatur lainya yang telah bergotong royong menyukseskan acara KTD gel. II ini.

"Selanjutnya saya berterimakasih kepada PA GMNI Kota Batu, yang telah munyuport Full kegiatan KTD ini dan juga kepada para senior dan para donatur lainya,  semoga Tuhan membalas segalah kebaikan Bapak/I dan menertakan berkah selalu dalam setiap perjuangannya. "Tutup Yong" (Beg)




Label: ,

GMNI Malang Gelar Kaderisasi Bertemakan “Aktualisasi Marhaenisme Era Digital”



Hi, What Are You Looking For?

DELIVERY

GMNI Malang Gelar Kaderisasi Bertemakan “Aktualisasi Marhaenisme Era Digital”


Proklamator ID – Dalam rangka menghadapi perkembangan era digitalisasi ini, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Malang menggelar Kaderisasi Tingkat Dasar ( KTD) selama tiga hari di Kota Batu, (17 – 19 Desember 2021 dengan tema “Aktualisasi Marhaenisme di era digitalisasi”

Dalam sambutannya pada pembukaan KTD, Ketua Pelaksana Bung Bolly, alasan mendasar tema Kaderisasi ini untuk memberi peringatan kepada kader GMNI Malang untuk terus melakukan inovasi agar tidak digilas habis oleh zaman now.

Kemudian, Wakil Kepala BPIP, Hariyono, memberikan pembekalan tentang peran pemuda zaman now harus mampu menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta Tanah air, serta mengamalkan Pancasila di era digitalisasi ini.

“Ade – ade kalau kita adalah pejuang pemikir, maka di tengah arus digitalisasi ini kita harus militan, harus mampu menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta Tanah air seperti yang dilakukan Bung Karno pada zamannya. Pancasila tidak boleh hilang hanya karena kita tergoda oleh zaman digitalisasi ini. “Jelas Guru Besar Universitas Negeri Malang, Hariyono.

Peserta KTD kali ini datang dari 5 komisariat yaitu Komisariat Fisip Unitri, Komisariat UNMER, Komisariat Kanjuruhan, Komisariat Wisnu, Komisariat Ikip Budiutomo. Secara keseluruhan jumlah peserta KTD yang direkomendasikan dari masing – masing komisariat berjumlah 40 peserta.

Ketua GMNI Malang mengharapkan re – Generasi di GmnI Malang harus terus diperbaharui agar tetap menjadi Kader-kader terbaik.

“Apa yang saya lakukan hari ini adalah amanah ideologi yang memerintahkan saya agar menyiapkan regenerasi. GMNI adalah organisasi pengkaderan sebab itu lewat KTD ini kita orbitkan kader-kader yang progres, Revolusioner, juga kolektif mampu menerima perubahan dan bertindak sebagai pejuang pemikir yang sesungguhnya, bukan datang hanya jadi pengikut, ungkapnya.

Tak lupa Bung Yongki berterima kasih kepada PA GMNI Kota Batu, yang telah mensupport kegiatan ini secara full, juga para senior dan donatur lainya yang telah bergotong royong menyukseskan acara KTD gelombang kedua  ini 

“Selanjutnya saya berterimakasih kepada PA GMNI Kota Batu, yang telah mensupport Full kegiatan KTD ini dan juga kepada para senior dan para donatur lainya, semoga Tuhan membalas segala kebaikan Bapak/I dan menyertakan berkah selalu dalam setiap perjuangannya, “Tutupnya.

Label: ,

Rabu, 21 April 2021

DIAM BUKAN BERARTI LEMAH, MENGALAH BUKAN BERARTI KALAH, MENUNGGU BUKAN BERARTI TIDAK MAMPU.


Diam bukan berarti lemah, mengalah bukan berarti kalah, menunggu bukan berarti tidak mampu



Diam bukan berarti lemah
Dalam diam bukan berarti lemah, kadang diam itu membuat suasana lebih nyaman, dalam diam dia menemukan sekuja kekuatan, dalam diam dia selalu mencoba untuk selalu tegar.
Aku diam karena suatu keterpaksaan,aku sabar karna suatu keharusan, aku mengalah karena kelemahanku

Mengalah bukan berarti kalah.
Belajar mengalah sampai tak seorangpun yang bisa mengalahkanmu.
Belajar merendah smpai tak seorangpun yang bisa merendahkanmu.

Menunggu bukan berarti tidak mampu
Menunggu memang melelahkan namun jika bersabar maka akan berjiwa kesatria.
Menunggu itu perlu kesabaran, tunggulah sampai engkau mendapatkannya.
Dan sabar bukan berarti berapa lama kamu menunggu, tetapi sberapa baik kamu bersikap saat kamu sedang menunggu.

Label: